Minggu, 23 Mei 2010

Web Semantic dan Ontology

Bab I

Pendahuluan
Kemajuan dalam bidang teknologi seharusnya dapat kita manfaatkan dengan sangat baik dan berguna bagi para masyarakat. Saat ini, contoh dalam penfaatan teknologi yang ingin disampaikan adalah, tentang pemanfaatan teknologi terutama akses internet dengan ilmu penelitian dalam keanekaragaman hayati. Terkadang, banyaknya peneliti yang melakukan penelitian dengan tema dan objek penelitian yang sama dengan peneliti lainnya. Untuk menghindari hal tersebut maka dibutuhkan suatu system yang dapat menyampaikan informasi secara terstruktur sesuai dengan keinginan dan maksud dari sang narasumber. Internet dengan teknologi web menjanjikan suatu infrastruktur yang berkesinambungan untuk membuat dan mengelola pengetahuan. Sedangkan untuk menjelaskan pengetahuan dan informasi pada suatu domain, maka ontologi mempunyai potensi untuk digunakan. Selain ontology diperlukan pula penggunaan dari web semantic dalam memudahkan kita saat pencarian informasi yang kita inginkan terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dengan kata – kata yang sangat ilmiah dan terkadang menggunakan bahasa latin yang terkadang susah untuk dicari informasinya jika hanya melakukan pencarian secara manual seperti dengan membaca buku, yang banyak memakan waktu. Oleh karena itu sangat dibutuhkan sekali penggunaan ontology dan web semantic dalam pencarian ilmu bidang keanekaragaman hayati di dalamteknologi internet.

Tujuan
Penulisan ini bertujuan untuk melengkapi tugas kuliah saya dalam semester ini, dan untuk memberikan informasi tentang ontology dan web semantic dengan ilmu penelitian kepada para pembaca.









Bab II
Landasan Teori

Ontology
Ontology adalah suatu spesialisasi dari suatu konseptualisasi (Gruber, 1993), biasanya dalam bentuk teori logika yang secara formal mendefinisikan arti dari term yang digunakan dalam suatu domain.

Top-level ontologies menjelaskan konsep yang sangat umum, seperti ruang, waktu, masalah, objek, kejadian, aksi dan lain sebagainya, yang independen dari satu masalah tertentu atau domain: hal itu kelihatannya masuk akal, paling tidak dalam teori, untuk mempunyai unified top-level ontolgies bagi komunitas pengguna yang besar.
Domain ontologies and task ontologies menjelaskan, kosakata (vocabulary) yang behubungan dengan satu domain yang generik (seperti obat-obatan, atau otomobil) atau task atau kegiatan yang generik (seperti mendiagnosis atau menjual), dengan menspesialisasikan term yang diperkenalkan pada top-level ontology.
Application ontologies menjelaskan konsep bergantung baik pada domain dan task tertentu, yang sering merupakan spsesialisasi dari kedua ontologi yang berhubungan. Konsep ini sering berkorespon dengan roles (peran) yang dimainkan oleh entitas domain sementara melaksanakan satu kegiatan tertentu, seperti replaceable unit atau spare component.
Contoh kasus
Penelitian lain yang juga mengangkat isu pemanfaatan ontologi dalam sistem informasi adalah pembuatan Clinical Guideline. Guideline untuk kebutuhan klinis sedang diperkenalkan dengan berbagai cara yang bervariasi dan lebih beragam bidang pengobatan (Woolf, 1993 dan Grimshaw, 1993). Clinical Guideline mempunyai tujuan mengindikasikan keputusan yang paling tepat/sesuai dan perilaku prosedural mengoptimalkan hasil kesehatan, biaya dan keputusan klinikal. Guideline dapat diekspresikan dengan cara tekstual seperti rekomendasi atau dengan cara yang lebih formal dan rigid seperti protokol atau diagram alur. Pada konteks yang berbeda clinical guideline dapat saja menjadi indikasi lemah bagi himpunan pilihan yang diutamakan atau hal itu dapat dipikirkan sebagai himpunan aturan normatif.
Clinical practice guideline dilihat sebagai alat untuk meningkatkan kualitas dan biaya yang tidak efisien dari perhatian dalam peningkatan lingkungan penyelamatan masalah kesehatan yang kompleks. Sudah terbukti bahwa keperluan untuk merencanakan dapat mengurangi biaya perawatan sampai dengan 25% (Clayton, 1995). Bagaimanapun juga jumlah yang besar dari guideline yang tersedia membuat sulit untuk memilih yang paling benar. Hanya untuk memberi ide dari angka tersebut, bahwa dilaporkan terdapat 855 guideline berbeda bagi British GP berkisar dari satu halaman sampai buklet kecil yang terdiri lebih dari 15 halaman.
Komputerisasi dapat meningkatkan keefektifan baik dari information retrieval dari guideline dan penyampaian dari guideline-based care. Kemungkinan penuh sistem komputerisasi dapat dieksploitasi dalam lingkungan dimana proses – proses yang berbeda dieksekusi secara simultan pada beberapa pasien. Dalam konteks ini sistem tersebut harus dapat me-retrieve situasi yang ter-update dari tiap pasien, sebaik seperti memberikan laporan keseluruhan pada saat itu, membebaskan para tenaga medis/dokter untuk konsentrasi lebih pada keputusan klinis. Menjaga aktivitas berjalan secara simultan, maka hal itu akan menghindari duplikasi task yang tidak dibutuhkan dan mencegah kemungkinan terjadinya kesalahan.
Beberapa proyek penelitian setuju dengan representasi komputer dan implementasi guideline. Skenarionya adalah mengembangkan dari stand-alone workstations sampai aplikasi telematika yang – memanfaatkan misalnya Internet – tidak hanya mendukung penggunaan guideline, tetapi juga memfasilitasi pengembangan dan diseminasi.
Knowledge sharing yang seperti itu membutuhkan definisi model formal untuk representasi guideline. Modelnya harus mempunyai semantik yang jelas dalam rangka menghindari keambiguan. Peran dari ontologi adalah membuat eksplisit konseptualisasi mengikuti model. Definisi ontologi – deskripsi formal dari entitas sehingga satu model membuat komitmen dan relasi yang ada diantara entitas – adalah dasar untuk membuat model standard yang dapat diterima dan shareable. Suatu koleksi ontologi adalah tidak normatif, tetapi mengijinkan satu inter-subjective, eksplisit dan perjanjian formal pada semantik dari primitif suatu model, melalui pengacuan kepada lebih primitif generik (teori generik). Kita percaya bahwa pendekatan seperti itu dapat memfasilitasi proses standard dengan mengijinkan satu pemetaan eksplisit dalam satu ontologi formal dari konsep yang direpresentasikan dalam model heterogrn yang diusulkan sampai saat ini.
Pada ontologi ini, guideline dibedakan dalam “paper guidelines” dan “web guidelines”. Beberapa konsep umum – seperti “author” – berhubungan dengan keduanya, tetapi “URL” dan “last-checked” adalah khusus untuk web guideline. Hal itu dikategorikan dalam 5 (lima) jenis berbeda, seperti didefinisikan dalam standard Guideline Interchange Format (GLIF) (Ohno, 1998).: Guideline untuk perawatan kondisi klininal, screening dan pencegahan, manajemen diagnosis dan prediagnosis pasien, indikasi untuk penggunaan prosedur operasi, penggunaan yang tepat/sesuai dari teknologi dan tes yang spesifik. Klasifikasi seperti itu lebih jauh dispesialkan oleh peneliti ini : sebagai contoh “guideline untuk perawatan kondisi klinis dapat saja “therapy assesment”, “pharmacologic therapy” atau “manajemen penyakit”. Sejauh representasi formal dari guideline ditekankan, ontologi ini mengintegrasikan beberapa usaha pemodelan yang paling relevan yang sampai saat ini dihasilkan : tercatat PROforma (Fox, 1998), EON (Musen, 1996), Asbru (Shahar, 1998) dan GLIF (Ohno, 1998).








Web Semantic
Web Semantic telah mengantar evolusi WWW ke tingkat pemanfaatan yang lebh baik. Ada dua visi dalam pengembangan web ke depan, yaitu membuat web semakin baik sebagai media kolaborasi, dan kedua web semakin dapat dipahami oleh mesin.
Bahasa semantic web mencakup dua aspek yaitu sintaks formal dan semantic formal untuk menganotasi data untul membuat mesin dapat memahami informasi. Kedua, memberikan vocabulary referensi yang dapat sebagai sarana untuk berbagi informasi dan pengetahuan.
OWL (Web Ontology Language) adalah suatu bahasa yang dapat digunakan oleh aplikasi-aplikasi yang bukan sekedar menampilkan informasi tersebut pada manusia, melainkan juga memproses isi informasi. Dengan menggunakan OWL, kita dapat menambah vocabulary tambahan disamping semantics formal yang telah dibuat sebelumnya menggunakan XML, RDF, dan RDF Schema. Hal ini sangat membantu penginterpretasian mesin yang lebih baik terhadap isi web. OWL menyediakan 3 buah subbahasa yang dirancang untuk digunakan oleh para pengguna tertentu, yaitu :
• OWL Lite, digunakan oleh pengguna yang membutuhkan suatu hirarki pengklasifikasian dan berbagai constraints sederhana.
• OWL DL, digunakan oleh pengguna yang mengingkinkan tingkat ekspresi maksimal dan semua konklusi yang dihasilkan dapat dihitung dalam waktu yang terbatas.
• OWL Full, digunakan oleh pengguna yang menginginkan tingkat ekspresi maksimal dan kebebasan sintaks dari RDF tanpa mempertimbangkan komputasi yang dibutuhkan.
Setelah dapat memahami ontology dan RDF / OWL, kemudian dibuatlah ontology nya. Tools yang dapat digunakan untuk mengelola ontology, diantaranya JENA dan sesame. Sedangkan bahasa untuk query ontology adalah SPARQL.







Daftar pustaka
related:lintang.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/4326/ProposalPerbaikanDes2004.doc web keanekaragaman hayati dalam struktur ontologi
iwayan.staff.gunadarma.ac.id/.../2005_SProd7_Semantic_IWS.pdf