Jumat, 22 Januari 2010

masih tentang cinta ni..

Jika hati sudah dipenuhi oleh cinta, maka wajah sang pemiliknya akan bersinar. Namun, jika yang memenuhinya adalah rasa takut kepada Allah, niscaya seluruh anggota tubuhnya akan tunduk dan patuh kepadanya- Nya dan apabila yang dipenuhi akan hikmah, maka akan luruslah pikirannya. Namun, apabila yang memenuhinya adalah hawa nafsu, maka perut dan kemaluannya akan selalu meminta untuk dipuaskan.

Betapa cinta sulit dipahami, karena sering menjelma seperti singa lapar yang akan mencakar dan mencengkram segala penghalang yang ada di depannya. Terkadang sang kesatria tangguh pun luluh akan belaian dari seorang wanita, melemah seperti kapas yang tertiup ringan oleh angin.
Namun, cinta sering pula membuat manusia berada dalam puncak gunung dan kemenangan tertinggi dalam dimensi kemanusiaannya.

Cinta memberi ilham pada manusia, yang menciptakan rasa simpati, kasih, sayang, kebijaksanaan, ketulusan, dan pengorbanan. Ilham tersebut mendorong semangat dalam jiwa untuk terus hidup dalam sikap yang optimis untuk mengarungi kehidupan ini. Ilham-ilham ini pula lah yang menciptakan kebahagian yang mampu mengerti saat cinta itu datang dalam keadaan yang menyenangkan ataupun mengecewakan. Cinta juga menjadi benih - benih pohon serta bunga yang meberikan keindahan serta kehidupan untuk manusia di dunia ini.

Sudah terlalu banyak airmata yang mengalir karena cinta. Sudah terlalu banyak hati yang merasakan pahit dan manisnya ketika cinta menyentuh relung nya yang paling dalam. Dan sudah terlalu banyak lantunan doa serta lagu kehidupan yang terucap dan terlantun dari semua bibir yang bergerak dari semua penikmat cinta yang merasakannya.

Dunia ini memang telah sesak akan kisah cinta dengan berbagai kemelut dan jalan ceritanya. Walau demikian, banyak penikmat cinta yang tidak mampu menyimpulkan kisah cinta mereka ke dalam hitam - putih , bahagia atau derita, berhasil atau gagal. Sebab, terkadang cinta sering bermain - main di dalam hati dan pikiran kita, terkadang derita berubah menjadi bahagia, keberhasilan menjadi keterpurukan dan memporak - porandakan semua yang telah kita anggap itu CINTA!! Namun, bukanlah hal yang melebih - lebihkan bila Cinta dapat menentukan arah kehidupan bagi manusia. Seperti, ilham - ilham yang tercipta dari cinta untuk manusia. Ilham tersebut menjadi sebuah fitrah dan menjadi sebuah harapan untuk selalu di damba oleh semua insan dan makhluk hidup di dunia ini.

Manusia terlahir kedunia karena adanya cinta dari jiwa kedua orang tua kita. Cinta telah tercipta bagi manusia sejak ia berada dalam kandungan ibunya. Ibu mengandung dan melahirkan dengan penuh pengorbanan, kasih sayang, pengertian, pengharapan dan yang terpenting adalah dengan Cinta nya seorang ibu yang sedang menanti dan memberikan sebuah kehidupan yang baru bagi seorang manusia mungil yang kelak akan menjadi harta dan investasi terbesar dalam hidupnya di dunia dan akhirat, yaitu seorang anak. Anak yang penuh dengan Cinta kasih ia rawat hingga tumbuh menjadi manusia berakhlak mulia, yang hingga nantinya tidak akan menjadi orang yang merugi baik untuk dirinya sendiri, keluarganya maupun lingkungannya. "Mengapa dikatakan investasi terbesar untuk dunia dan akhirat?". Ketika ia mulai beranjak sekolah hingga mendapatkan perkerjaan, maka anak adalah investasi terbesar bagi orang tua untuk menikmati kerja kerasnya dengan ketulusan dan rasa cinta mereka untuk mendidik dan menjadikan anak - anak mereka berhasil dalam kehidupan mereka masing - masing. Rasa bahagia dan banggalah yang menjadi investasi terbesar yang tak dapat terhitung jumlahnya, ketika kebahagian itu beralaskan akan Cinta kasih yang tercipta di hati kedua orang tua anak tersebut. Lalu investasi terbesar di akhirat nanti adalah, doa dari anak - anak soleh dan solehah lah yang akan diterima oleh Allah SWT untuk para orang tua yang berhasil mendidik dan menciptakan seorang manusia yang patuh dan mencintai orang tua mereka sendiri. Maka dari Cinta kita mampu memiliki harta dan investasi terbesar untuk hidup kita di dunia dan di akhirat nanti.

Lalu, hal yang paling menggelitik dihati dan pemikiran kita adalah, disaat cinta itu disamakan dengan perwujudan hubungan badan antara laki - laki dan perempuan. Berhubungan lalu memberikan sebuah kehidupan ke dunia yaitu anak, tapi tanpa adanya ikatan yang halal. Itu bukanlah Cinta. Karena, Cinta menimbulkan ketulusan dan kesucian bagi para manusia yang merasakan Cinta. Itu semua hanya nafsu yang berselimutkan cinta, yang apabila tak mampu lagi menyelimuti, maka akan hilang begitu saja, yang hanya menimbulkan luka, dan tak mampu menghilangkan rasa bersalah akan dosa besar yang telah dilakukan.

"Mengapa cinta tak dapat dikatakan dengan berhubungan badan tanpa kehalalan?".
Karena cinta pada hakikatnya adalah perasaan yang lahir dalam jiwa. Ia merupakan fitrah manusia sekaligus anugrah Tuhan bagi hamba Nya. Sebagai anugrah, Cinta adalah kesucian. Karena itu, tak boleh dikotori dengan keinginan sesaat, ambisi, atau pun nafsu buruk.
Tuhan membisikan Cinta dalam jiwa manusia. "Mengapa cinta dibisikkan kedalam jiwa bukan dalam pikiran?". Karena jiwa merupakan wilayah yang tak terbatas oleh waktu dan tempat. Jiwa bersifat bebas, ia tak mampu dikuasai oleh siapapun, sekalipun ia manusia yang memiliki jiwa itu sendiri. Jiwa juga mengajak manusia untuk berjalan dengan dan menuju kesucian diri, menjaga kehormatan dan harga diri, sekaligus menjadi filter kehidupan baik dan buruk bagi manusia.

Cinta sebagai salah satu ruh kehidupan, merupakan sebuah kenyataan hidup, yang sulit dicari keberadaannya. Cinta tak pernah bertamu dan mengetuk pintu hati kita. Cinta juga bukan awan dan angin yang mengabarkan akan turun hujan. Cinta juga bukan ayam yang berkokok untuk mengabarkan datangnya fajar di pagi hari. Cinta tak akan pernah terdeteksi kapan ia akan muncul dan kapan pula ia akan pergi. Karena, sifat Cinta yang unik inilah, banyak manusia yang beranggapan bahwa Cinta adalah kenyataan yang tidak nyata. Sebagai kenyataannya, cinta memang ada, tapi tak pernah dapat dilihat dan diraba bentuk nya. Membuat Cinta itu terasa rumit dan tak mampu dikalkulasikan juga tak mampu dideskripsikan.

Arah Cinta tak selamanya lurus - lurus saja. Terkadang berbelok - belok, menanjak, bahkan menghujam. Karena, sia - sia lah engka bila ingin memperdebatkan cinta dan mengukur dalam cinta, juga engkau yang ingin mencari - cari cinta. Karena semakin engkau kejar cinta itu maka ia akan semakin berlari menjauh. Namun, begitu janganlah engkau mencoba berlar dari cinta, sebab bila engkau menghindar, cinta akan mencengkrammu dengan tali - talinya yang kokoh sekuat jaring laba - laba. Engkau ibarat serangga lemah, tak berdaya di hadapan jaring kekuasaan cinta. Engkau tak mampu bergerak dan mengelak apalagi membawa pergi cintamu dan dirimu. Dalam kekuasaan cinta, engkau hanya mampu merasakan kehadirannya, mengikutin kemauannya, dan merenungkannya dalam kehidupan.

Namun, apabila Cinta itu beralaskan ketulusan, keikhlasan, serta keimanan yang kuat. Maka, kau tak akan mampu mengotori cinta itu dengan nafsu, ambisi dan dosa - dosa. Tapi, kau akan mampu mengalahkan keegoisan, ketamakan, serta bujukan syaitan. Kau akan mampu membimbing Cinta itu dalm lubang kesucian dan keharuman yang memikat sehingga takut untuk kehilangannya. Karena cinta yang seperti itulah yang akan menghasilkan ketulusan dan keikhlasan, saat rasa tulus dan ikhlas telah mampu menyentuh relung hati terdalam, maka kesedihan pun akan mampu memberikan senyuman, dan senyuman pun akan mampu menutupi kesedihan. Karena, cinta tak akan tega untuk memberikan rasa sedih untuk kita semua. Kecuali manusia itu sendiri yang membawa kesedihan itu.

Jangan pernah,katakan cinta jikalau yang kau rasa hanyalah kesenangan, rasa ketertarikan, dan rasa ingin memiliki. Namun, beranilah kita katakan cinta, saat kita dalam rasa ketulusan, keikhlasan juga dalam kehilangan kepada orang yang kita Cintai. Karena, apabila hanya berlandaskan kesenangan, ketertarikan,dan rasa ingin memiliki, maka niscaya Cinta hanya akan membuat rasa takut di pikiran kita, yaitu takut apabila tidak bahagia, takut apabila ia tidak tertarik dengan kita, dan takut kita tak bisa memiliki dia. Itu hanyalah ambisi dan nafsu semata bukanlah cinta. Namun, disaat kita dalam rasa ketulusan, keikhlasan juga kehilangan kita mengatakan cinta. Maka, kita akan berani menerima semuanya. Kita akan tulus memberikan Cinta meskipun ia tak mau menerimanya, kita akan ikhlas menjalani nya meski ia menyakiti dan tidak memahami kita, dan kita akan mampu menerima kehilangan dia yang kita cintai untuk tidak kita miliki. Karena, pada hakikatnya, tak ada satupun Cinta di dunia ini yang mampu kita miliki sepanjang massa, kecuali Cinta yang hakiki yaitu pada Allah, Tuhan kita Yang Maha Esa. Karena, cinta datang dan pergi asalnya adalah dari diri - Nya.

Subhanallah....begitu indah Cinta tercipta bila datangnya dari Dia Sang Maha Pemberi Segalanya....... Semoga Cinta mampu menciptakan Cinta yang hakiki di hati kita semua..
amin..ya Rabbal 'alamin....


Dikutip dari “Cinta Itu Berkah Bukan Musibah” Sholeh UG.